Incendies (2010) film Canada yang diadaptasi dari drama panggung karya Wajdi Mouawad, ditulis dan disutradarai oleh Denis Villeneuve. Film ini juga merupakan salah satu nominasi Piala Oscar dan Golden Globe tahun ini kategori best foreign language film, sayang sekali harus kalah dari film Denmark In a Better World karya Susanne Beir.
Si kembar Jeanne dan Simon Marwan masing-masing perankan oleh Mélissa Désormeaux-Poulin dan Maxim Gaudette menemui pengacara sang Ibu Nawal Marwan yang baru saja meninggal dunia untuk pembacaan surat wasiat oleh notaris Jean Label (Rémy Girard). Betapa terkejutnya Jeanne dan Simon mengetahui bahwa ternyata ayah yang selama ini mereka percaya telah tiada ternyata masih hidup dan mereka mempunyai seorang kakak laki-laki. Si kembar mendapat tugas untuk memberikan dua buah amplop tertutup kepada sang ayah dan kakak dimana mereka akan diberi petunjuk alamat. Simon kesal akan wasiat Nawal menolak bergabung bersama Jeanne untuk perjalanan pencarian keluarga mereka yang membawa Jeanne berpetualang di sebuah negeri di Timur Tengah (tak disebutkan di negara mana) untuk melacak sejarah keluarganya dengan bekal sebuah foto Nawal.
Film bergerak flashback dimana Nawal Marwan (Lubna Azabal) muda tinggal di Timur Tengah tengah mencoba melarikan diri dengan seorang pemuda Wahab seorang pengungsi namun ketahuan saudara laki-laki Nawal, Nicolas (Bader Alami) yang langsung menembak Wahab dan menuduh Nawal membawa aib keluarga. Ditambah dengan kondisi Nawal yang ternyata sedang hamil akibat hubungannya dengan Wahab. Sementara Nawal tinggal di rumah sang nenek sampai waktu melahirkan. Nawal melahirkan anak laki-laki, sang nenek hanya sempat memperlihatkan tanda lahir berupa titik yang ada di kaki kanan nya untuk kemudian dibawa ke panti asuhan. Nawal berjanji untuk mencarinya suatu saat kelak.
Beberapa tahun kemudian Nawal tinggal di ibukota ketika pecah perang saudara ketika tentara Nasionalis berhasil menduduki kampus dimana Nawal kini menjadi mahasiswa, aktivis dan militan pergerakan. Berhasil menyusup ke sarang musuh, Nawal berhasil membunuh pimpinan pemberontak yang mengakibatkan dijatuhi hukuman 15 tahun di penjara Kfar Ryat.
Kembali ke masa kini, Jeanne mulai melacak masa lalu Nawal bahwa sang ibu pernah dipenjara di Kfar Ryat. Dari seorang mantan sipir penjara, Jeanne mengetahui bahwa Nawal dikenal sebagai wanita dari kamar 72 yang mempunyai kebiasaan menyanyi dan bahwa Aboe Tarek (Abdelghafour Elaaziz) seorang sipir penjara yang terkenal sadis seringkali memperkosa sang ibu. Jeanne sangat terpukul dengan kenyataan pahit dan berusaha menghubungi Simon untuk bersama menggali lebih jauh dan Simon begitu sayang dengan Jeanne setuju untuk bergabung. Dengan bantuan Jean Label, mereka berhasil menemui Maika (Baya Belal) wanita yang membantu persalinan Nawal di Kfar Ryat. Dari Maika mereka mengetahui Nawal melahirkan anak kembar dan menitipkan bayi kembar agar Nawal bisa membawanya kelak dia keluar dari penjara.
Jeanne dan Simon menemukan fakta bahwa saudara laki-laki mereka yang tinggal di panti asuhan Kfar Kout dengan nama Nihad May (karena lahir di bulan Mei 1970) sebelum pecah perang saudara, ketika perang berlangsung panti asuhan dibakar dan Nihad menjadi anak asuh pimpinan pemberontak Chamseddine (Mohamed Majd). Dari Chamseddine Simon mengetahui Nihad menjadi pemuda bengis tanpa belas kasih dan pernah direkrut menjadi eksekutor di penjara Kfar Ryat dan Jeanne dan Simon harus menghadapi kenyataan pahit yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.
Kembali ke Nawal yang tinggal di Canada sebelum kematian menjemput, sedang berenang bersama Jeanne ketika tiba-tiba melihat seorang lelaki di pinggir kolam renang dengan tanda lahir tiga titik hitam di kaki kanannya, Nawal mendekati sang pemuda, namun mengurungkan niat ketika mengenali wajah dan suara pemuda tersebut. Dari situlah Nawal mulai kehilangan kesadaran.
Di masa kini di Canada Jeanne dan Simon mendatangi seorang laki-laki yang kini bekerja sebagai petugas kebersihan dan menyerahkan dua buah amplop wasiat sang ibu dan bergegas pergi meninggalkan lelaki tersebut yang tak lain ayah dan kakak mereka sendiri. Film berakhir dengan Abou Tarek/Nihad May mengunjungi makam Nawal Marwan.
Film ini berdurasi 2 jam 10 menit, namun penonton tak akan bosan mengikuti perjalanan Jeanne dan Simon menggali masa lalu sang ibu yang ternyata seorang perempuan dengan keberanian luar biasa yang bernasib tragis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar