Sabtu, 07 Juli 2012

The Best Exotic Marigold Hotel 2012 Review


“Everything will be all right in the end… if it’s not all right then it’s not the end.”

Diadaptasi dari novel karya Deborah Moggach berjudul These Foolish Things, The Best Exotic Marigold Hotel film drama comedy arahan sutradara John Madden yang sebelumnya lebih dikenal berkat film Shakespeare in Love. Film ini berkisah mengenai para pensiunan dari Inggris yang datang ke India karena tertarik dengan brosur menggiurkan The Best Exotic Marigold Hotel di Jaipur ‘for elderly and beautiful’ demikian promosinya, kenyataan yang jauh dari harapan namun membawa mereka pada pengalaman yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.

Mereka adalah Evelyn (Judi Dench), ibu rumah tangga yang baru saja ditinggal mati sang suami yang ternyata meninggalkan lebih banyak hutang daripada warisan dan terpaksa menjual rumah untuk melunasi hutang dan menolak bantuan finansial dari putranya. Douglas (Bill Nighy) dan Jean (Penelope Wilton) pasangan suami istri yang kehilangan banyak uang karena investasi gagal di perusahaan internet putrinya  dan hanya mampu membeli rumah mungil untuk masa pensiun. Graham (Tom Wilkinson) pensiunan hakim gay yang pernah melewatkan masa kecil di India dan mencoba menemukan kembali orang yang dia sayangi. Mrs. Donnelly (Maggie Smith) perempuan tua tak henti-hentinya mengeluh, yang harus menjalani operasi panggul dan hanya di India yang menawarkan operasi dengan biaya yang ringan dan tak harus menunggu beberapa bulan. Madge (Celia Imrie) dan Norman (Ronald Pickup) sama-sama single dan kesepian masih berusaha keras untuk menemukan pasangan hidup.
Para pensiunan yang merasa tak bahagia dalam usia senja mereka memutuskan untuk datang ke India, meski untuk alasan yang berbeda, setelah melihat promosi kenyamanan dan harga terjangkau yang ditawarkan Marigold Hotel yang dimanajeri oleh Sunny (Dev Patel) merupakan usaha warisan keluarga. Sonny sendiri tak kalah bermasalahnya, ibunya yang kolot menentang hubungannya dengan gadis pujaan hati Sunaina (Tena Desae) dan memaksa Sunny menjual hotel karena masalah finansial dan kenyataan Sunny tak becus mengurus hotel. Meski menyandang nama ‘The Best Exotic’ Marigold Hotel jauh dari kesan eksotik. Hotel ini tak punya telpon, perabotan yang penuh debu, dinding dan atap yang retak, dan beberapa kamar yang bahkan tak berpintu dan membutuhkan renovasi besar-besaran hingga layak disebut hotel. Meninggalkan zona kenyamanan di Inggris, para pensiunan ini berusaha beradaptasi dengan lingkungan baru dan permasalahan khas yang harus mereka hadapi seperti beradaptasi dengan makanan (‘If I can't pronounce it, I don't want to eat it demikian prinsip Mrs. Donnelly), adat istiadat setempat, dan kasta sosial di India.

Durasi film ini mencapai lebih dari dua jam, namun dengan ensemble cast luar biasa aktor dan aktris kawakan, dialog yang cerdas, adegan lucu dan ending mengharukan membuat penonton tak akan beranjak hingga film berakhir. Pelan namun pasti, masing-masing karakter menemukan apa yang mereka cari selama ini dan tak ada kata terlambat untuk belajar dan mencoba sesuatu yang baru dalam hidup kita. ‘Most things don’t work out as expected, but what happens instead often turns out to be the good stuff.’ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar