Life of Pi (2012) merupkan kisah petualangan
bocah laki-laki dengan seekor harimau Benggala yang selamat dari badai dasyat
dan terombang ambing di tengah Samudra Pasifik dan berusaha untuk tetap
bertahan hidup. Kisah ini diadaptasi dari novel petualangan fantasi karya Yann
Martel yang terbit tahun 2oo1 dengan alur flashback/fast forward sesuai dengan
narasi Pi dewasa.
Film dimulai dengan adegan interview Pi dewasa
(Irfan Khan) dan penulis Canada (diperankan oleh Raffe Spall) menjanjikan cerita yang tak hanya mengharukan
namun juga akan membuatnya percaya Tuhan.
Kisah bergulir flashback di mana Piscine ‘Pi’ Patel
(dimainkan oleh aktor cilik berbakat Gautam Belur dan Ayush Tandon) menghabiskan
masa kanak-kanak di Pondicherry, India dan dibesarkan dalam keluarga yang
moderat. Ibunya Gita Patel (Tabu) seorang ahli botani dan ayahnya Santosh Patel
(Adil Hussain) pemilik kebun binatang membuat Pi memiliki rasa sayang terhadap binatang
‘Animals have souls. I
have seen it in their eyes’ dalih Pi ketika
kedapatan mendekati hewan paling ganas seekor harimau Benggala bernama Richard
Parker. Pi kecil yang open minded mulai mencari sosok Tuhan dalam
berbagai agama di antaranya Kristen dan Islam meski dibesarkan dalam lingkup
agama Hindu. ‘If you believe in
everything, you will end up not believing in anything at all’ demikian
saran sang ayah.
Ketika Pi remaja (diperankan Suraj Sharma) keadaan
politik di Pondicherry bergolak, sang ayah memutuskan untuk pindah ke Kanada
untuk mencari kehidupan yang lebih baik dan membawa serta binatang peliharaan
mereka. Dengan menumpang kapal kargo Jepang, mereka berlayar ke Kanada. Namun
ketika sampai di perairan Pasifik, badai dasyat menerjang dan kapal yang mereka
tumpangi pun karam di tengah Samudra Pasifik termasuk ayah, ibu dan kakak
laki-lakinya dan menyisakan Pi terombang ambil dalam sekoci bersama Zebra yang
terluka, hyenna, orang utan betina bernama Orange Juice dan Richard Parker.
Hanya dalam waktu singkat, hyenna memangsa zebra
dan berusaha melukai Pi, namun Orang Juice dengan sigap melindunginya
membuatnya terbunuh. Richard Parker dengan insting predatornya memangsa hyenna
dan hanya masalah waktu sebelum Pi menjadi santapan terakhirnya. Dengan
persediaan makanan kaleng yang terbatas dan ancaman lapar dan haus, kewaspadaan
yang harus terus terjaga, keyakinan akan kehadiran Tuhan mulai goyah, Pi harus
berjuang untuk bertahan hidup di tengah keganasan Samudra Pasifik.
Ang Lee sutradara peraih Oscar benar-benar
menghadirkan gambar-gambar visual yang luar biasa menawan. Dengan durasi dua
jam, penonton akan disuguhi visual efek sempurna seperti terjangan badai dasyat,
lompatan ikan paus, gerombolan ubur-ubur, lumba-lumba, ribuan ikan terbang,
pulau penuh dengan musang, serta kerlip bintang di langit ditambah dengan
permainan warna yang mengagumkan serta iringan musik karya Mychael Danna
benar-benar akan membuat penonton berdecak kagum.
Bagaimana dengan akting? Tokoh sentral dalam
film ini tentu saja Pi yang dimainkan oleh empat aktor berbeda Gautam Belur, Ayush
Tandon, Irfan Khan dan Suraj Sharma semuanya bermain sama bagusnya. Namun pujian
layak diberikan kepada aktor muda Suraj Sharma kabarnya film ini merupakan
debut aktingnya. Melalui akting naturalnya, penonton bagaikan terhanyut dalam kepedihan,
ketakutan dan keraguan yang dirasakan Pi.
Di akhir film ketika penyidik dari Jepang
mendatangi Pi di rumah sakit setelah terdampar di Meksiko dan mendapat
pertolongan dari penduduk setempat, sang penyidik tak percaya Pi berhasil selamat
selama 227 hari terombang ambing di tengah samudra bersama harimau dalam satu
sekoci. Dan Pi pun mengisahkan kisah lain di mana dia, ibunya, juru masak dan
pelaut yang berhasil selamat. Juru masak merupakan metafora hyenna, pelaut
adalah zebra yang terluka, Orange Juice adalah ibunya dan Richard Parker adalah
Pi sendiri. Richard Parker merupakan metafora untuk insting dan naluri Pi untuk
bertahan hidup. ‘When your own life is
threatened, your sense of empathy is blunted by a terrible, selfish hunger for
survival.’ Demikian penjelasan Pi dewasa ‘Hunger can change everything you thought you knew your self’ .
Film ini tak hanya mengisahkan petualangan Pi
untuk bertahan hidup, namun sebenarnya begitu dalam pesan yang ingin
disampaikan Ang Lee, betapa sebenarnya Tuhan tidak pernah meninggalkan kita
kemanapun kita melangkah.
Jadi, mumpung masih main di bioskop tanah air, jangan lewatkan film satu ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar