Sebenarnya sudah terlambat untuk mereview The Girl with the Dragon Tattoo (2009), namun tak ada salahnya sambil menunggu versi Hollywood yang akan tayang sekitar bulan Desember ini dengan sutradara David Fincher. The Girl with the Dragon Tattoo (2009) diadaptasi dari novel trilogy Millenium Series berjudul Mänsom hatar kvinnor/Men Who Hate Women terbit 2005 karangan Stieg Larsson, sequelnya The Girl who Played with Fire dan The Girl who Kicked the Hornest's Nest, diterbitkan berturut-turut di tahun 2006 dan 2007. Film ini disutradarai oleh Niels Arden Oplev dan penulis skenario Nikolaj Arcel dan Rasmus Heisterberg, mendapat rating R karena ada adegan pelecehan dan kekerasan seksual serta incest.
Adalah Mikael Blomkvist (Michael Nyqvist) seorang wartawan investigasi Majalah Millenium terpaksa harus menerima kenyataan dia akan masuk penjara setelah kekalahan di pengadilan melawan industrialis Hans-Erik Wennerstrom (Stefan Sauk). Ancaman penjara dan kehilangan pekerjaan, membuat Blomkvist menerima tawaran kerja sama dari millionaire Swedia Henrik Vanger (Sven-Bertil Taube) memintanya untuk menyelidiki menghilangnya keponakan Henrik, Harriet Vanger 40 tahun yang lalu pada saat perayaan hari anak. Menurut Henrik, salah satu anggota keluarga Venger Group yang semuanya tinggal ekslusif di sebuah pulau tersendiri di Swedia bertanggung jawab atas hal ini. Tertarik dengan jaminan financial yang diberikan dan kenangan masa kecil yang pernah dia lewatkan di pulau tersebut, Blomkvist menerima tawaran ini.
Sementara di lain tempat Lisbeth Salander (Noomi Repace), perempuan dingin, dengan dandanan ala punk, anti social, namun jago komputer, pemiliki fotografik memori, bekerja sebagai hacker di Milton Security yang memintanya meng hack komputer Blomkvist. Meski tugasnya telah selesai, Salander dengan kemauan sendiri tetap saja meng hack dan bahkan berhasil memecahkan teka-teki yang disimpan di komputer Blomkvist diambil dari buku harian Harriet. Singkat cerita, Mikael berhasil menemukan Salander dan mengajaknya bekerja sama memanfaatkan kemampuan komputer Salander. Berbekal foto-foto lama dan dokumen milik Harriet yang disimpan Henrik dan hasil interview dengan keluarga Vanger dan sumber lainnya, Blomkvist dan Salander sampai pada kesimpulan bahwa Harriet mengetahui pola pembunuhan terhadap sejumlah wanita di Swedia namun tak pernah terungkap. Berdua mereka bekerjasama berhasil menggali lebih dalam untuk menguak misteri menghilangnya Harriet yang melibatkan mantan anggota Nazi semua bukti mengarah kepada Harald Vanger (Gösta Bredefeldt). Blomkvist berusaha menggali lebih dalam dengan masuk paksa ke kediaman Harald, sementara Salander berusaha mencari data-data perjalanan bisnis Harald, tanpa diduga justru mengarah kepada Martin Vanger (Peter Haber). Blomkvist dan Salander harus bahu membahu menyelamatkan diri dan mengungkap kisah mengerikan keluarga Vanger.
Di akhir film, atas bantuan Salander, Blomkvist berhasil membersihkan namanya dan membalas kekalahan atas kasus melawan Wennerstrom dan menuduh balik Wennerstrom atas penjualan obat terlarang dan perdagangan gelap senjata serta penonton melihat masa lalu Salander yang kelam sang ayah sering memukuli sang ibu hingga menderita kerusakan otak parah dan terpaksa dirawat di rumah sakit jiwa seumur hidup, sementara Salander harus berjuang sendirian menghadapi dunia yang memang sering memperlakukan perempuan tak adil dan sering menjadi korban kekerasan. Bahkan dalam novelnya Mänsom hatar kvinnor, Stieg Larsson memaparkan data-data sebagai berikut:
- Eighteen percent of the women in Sweden have at one time been threatened by a man.
- Forty six percent of women in Sweden have been subjected to violence by a man.
- Thirteen percent of the women in Sweden have been subjected to aggravated sexual assault outside of a sexual relationship.
- Ninety two percent of women in Sweden who have been subjected to sexual assault have not reported the most recent violent incident to the police.
Michael Nyqvist dan Noomi Repace berhasil menghidupkan karakter keduanya yang luar biasa terutama Noomi Repace yang tampil dingin namun penuh perhitungan. Berkat peran brilian sebagai Lisbeth Salander, Noomi Repace berhasil mendapatkan best actress di Guldbagge Awards (penghargaan film di Swedia) dan berbagai penghargaan lainnya. Running time film ini mencapai 152 menit, namun penonton akan terbawa ketegangan film ini dari awal sampai akhir. Bagaimana dengan versi David Fincher yang akan tayang Desember tahun ini? Melihat trailernya yang cukup menjanjikan, rasanya tak sabar menunggu film ini segera dirilis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar