Memperingati 100 tahun tragedi memilukan dalam sejarah umat manusia, Global Television Network (Canada) bersama ITV1 (UK) merilis miniseri berdasarkan tenggelamnya kapal RMS Titanic 15 April seabad lalu. Nyaris bersamaan dengan rilis film versi layar lebar yang fenomenal karya James Cameron dalam format 3D mulai 4 April lalu serentak di seluruh dunia. Di Indonesia kita bisa menyaksikan mini seri terbaru ini di Fox Movies Premium hari Sabtu 14 April (bagian 1 dan 2) dan Minggu 15 April (bagian 3 dan 4).
Miniseri terdiri dari 4 bagian dengan durasi masing-masing satu jam ini merupakan karya Nigel Stafford-Clark dengan penulis skenario Julian Fellowes yang sebelumnya sukses dengan serial Downton Abbey. Di episode perdana hanya dalam 30 menit awal, kita akan menyaksikan kapal mewah ini menabrak gunung es di samudra Atlantik empat hari sejak pelayaran perdana dari Southampton. Mungkin penonton akan bertanya-tanya kemana film akan dibawa mengingat durasi yang masih panjang. Namun semua akan terjawab setelah menyaksikan episode kedua, dimana kita menyaksikan kisah yang berulang namun dari sudut pandang karakter yang berbeda menggunakan alur cerita flashback dan fast forward. Latar belakang masing-masing karakter yang beragam mulai dari penumpang kelas utama, imigran dari Irlandia, kakak beradik dari Italia, namun mereka menghadapi nasib yang sama saat kapal yang mereka tumpangi menabrak gunung es.
Setiap bagian menghadirkan ketegangan berbeda dengan puncak di bagian terakhir penonton akan mengetahui siapa di antara mereka yang berhasil selamat. Meskipun cerita miniseri tak sama persis dengan versi layar lebar, namun tema tetap sama seperti kisah cinta ala Rose dan Jack dengan lebih menitikberatkan pada perbedaan kelas sosial dan bagaimana tiap karakter berjuang mati-matian untuk bertahan hidup. Meski rasanya versi layar lebar jauh lebih baik, namun setidaknya miniseri ini mengingatkan kita akan tragedi memilukan yang merenggut lebih dari 15oo nyawa tak terulang kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar